Ketika aku bersama sama temanku untuk rapat soal
permasalahan kantor di café dekat Thamrin siapa sangka aku bisa
berkenalan dengan seorang artis dan presenter acara perkokian, ketika
kami sedang sibuk sibuknya membahas tentang dunia hacking, mataku
tertuju pada wanita yang kelihatan bokongnya dari tempat dudukku, kontan
bentuk bokong itu luar biasa indahnya, bahkan ketika menengok ke
belakang justru tepat tertumbuk pada mataku, padahal jarak dengan
dudukku tak lebih dari lima meter. Alamak ! buah dadanya itu yang
membuatku semakin tak karuan di selakanganku, senyumnya itu diberikan
padaku, karena aku tidak percaya, maka menunjukan telunjukku ke dadaku
untuk penegasan, wanita itu mengangguk dan tetap tersenyum, akupun
memberikan senyum lagi, ketika wanita itu duduk kembali di depan
temannya yang sama sama wanita, masih juga mengerling padaku.
Aku
menjadi tak konsen, naluriku jika ada wanita yang memberikan kita
senyum lebih dari dua kali, maka peluang untuk mendapatkan lebih mudah,
apalagi disertai dengan lirikan nakal. Maka ketika teman temanku pada
bubar maka aku masih menunggu.
“Ndak pulang, Boss ?” tanya Arif yang merupakan anak buahku.
“Aku masih pengin rileks, kalian pulang dulu aja .. selesaikan tugas besok “ kataku sambil tersenyum
“Siaap
Boss “ sahut Arif dengan bergegas keluar. Aku kemudian nekad langsung
saja berpindah tempat duduk di samping wanita tersebut, kontan saja aku
semakin terkejut karena Donna Harun yang kukenal berada di situ, wanita
yang berbuah dada besar itu langsung mengenalkan diri.
“Farah
“ sahut Farah Quinn dengan menyalamiku dengan hangat, café ini
merupakan café yang sering di datangi artis, sehingga aku sering
nongkrong di sini. Belum sempat aku berkata Farah Quinn sudah
mendahului.
“Burhan khan ?” sahut Farah Quinn dengan tersenyum.
“Oh yaaa .. dari mana anda tahu ?” tanyaku dengan terkejut.
“Ya
dari Donna temanmu ini, tapi gue pernah mengikuti acara pesta blogger
sebulan yang lalu, kebetulan kamu menjadi salah satu nominasi blogger,
sayang kamu nggak menang .. cuma gue kagum sama tulisanmu itu ..
memudahkan orang awam lebih mengerti bagaimana mencari informasi,
awalnya gue nggak percaya itu kamu ..” aku Farah Quinn dengan tersenyum,
bahkan belahan dadanya yang membusung itu sampai terlihat bongkahan
kenyal dan kencang itu, luar biasa besar ukuran buah dadanya Farah Quinn
ini, sampai sampai aku pengin bernafsu bermain di buah dadanya itu.
Entah
malam itu selepas kami menghabiskan kopi, Farah Quinn dan Donna Harun
mengajakku ke rumahnya bersama Vina, untuk meneruskan ngobrol ngobrol di
rumahnya, sekalian aku pengin mencicipi hasil masakan Farah Quinn jika
beruntung mencicipi juga kesintalan tubuhnya, malam belum melarut, baru
pukul 8 malam. Tak lama mobil kami sampai sejam kemudian di rumah Farah
Quinn yang besar itu. Aku sendiri mengendarai motorku, membuntuti
mobilnya. Aku langsung memasukan mobilku.
Aku
tak merasa aneh, artis kaya pastilah mempunyai rumah lebih dari satu,
jika ingin bertemu dengan teman sering menghindar dari rumah tinggal
bersama suaminya. Kami kemudian langsung berpindah ke dapur. Di ruang
dapur itu aku pun diminta menunggu, tanganku merogoh obat pembuat
klenger agar memudahkan aku menggarap Farah Quinn dulu, kucemplungkan ke
gelas Donna harun, Donna Harun membantu Farah Quinn memasak, masakan
dengan waktu singkat, saking lelahnya sehingga sisa minuman ditengguknya
dengan segera.
Lima menit kemudian reaksi obat itu mulai bereaksi.
“Kepala
pusing nech .. aku bobok dulu yaaa “ sahut Donna Harun dengan
berpamitan pada Farah Quinn dan aku, sehingga aku berdua dengan Farah
Quinn dan itu merupakan yang kutunggu tunggu. Banyak obrolan tentang
dunia internet dan pandanganku pada dunia selebritis.
Tawa
canda penuh gelegak itu sampai membuat kami semakin akrab saja, tanpa
sengaja ketika kami duduk berdampingan itu, tanganku ketika habis
mengusap mukaku dan kuletakan di meja menimpa tangan Farah Quinn, kontan
saja Farah Quinn terkejut.
“Ih .. amit amit aah “ hindar Farah Quinn dengan gaya khasnya yang terkenal nakal itu. Wanita ini jinak jinak merpati.
“Sorry
nggak sengaja deeh “ kataku dengan meminta maaf. Duduk kami tidak
merapat namun juga tidak jauh, cukup berdekatan sampai wangi khas
tubuhnya menusuk hidungku.
“Oke
deeh “ jawab Farah Quinn dengan tersenyum dan kini malah lebih
menantang dengan memajukan dadanya sehingga busungan dada itu sampai
membuat mataku tak tenang.
Sesekali
melirik ke bongkahan itu, terkadang ekor mataku tertangkat oleh mata
Farah Quinn, dengan balutan pakaian baju lengan pendek dan bagian
kancing atas tidak dikancingkan sehingga menambah nafsuku untuk
mendapatkan wanita ini, entah aku sudah kalap dan terangsang sehingga
aku langsung saja memeluknya dengan merangkulkan tanganku dan mendorong
kepalanya. Aku langsung mengarahkan bibirku ke bibir Farah Quinn yang
sensual itu, kontan saja Farah Quinn menjadi terkejut dan kaget,
langsung berontak.
“Haaaaaaaaaaan .. apa apaan ini “ bentak Farah Quinn dengan marah, aku pun langsung ditampar dengan keras.
“Plaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak “
“Jangan
kurang ajar .. “ maki Farah Quinn dengan sorot kemarahan, namun aku
menjadi semakin berani, kemudian aku memandangnya dengan tersenyum.
Farah Quinn langsung mundur, berdiri dari duduknya hendak beranjak pergi
dengan cepat, namun aku sudah mencekal tangannya. Farah Quinn kembali
berontak.
“Kau seksi Faraah .. nggak tahaaan aaaaaakuu “ rayuku semakin menggila.
Farah
Quinn terus berontak dari dekapanku yang semakin nakal itu, bodynya
luar biasa ketat, apalagi buah dadanya itu sudah aku pegang sehingga
Farah Quinn semakin keras berteriak, namun aku langsung membekapnya.
Pemberontakan itu terus saja berlangsung, kakinya menendang nendang,
belum lagi Farah Quinn menggunakan rok selutut sehingga aku semakin
mudah menyelinapkan tanganku mengelus vaginanya yang tertutup celana
dalam itu, saking nekadnya aku langsung menarik celana dalamnya sehingga
Farah Quinn melotot dan terus berontak.
“Sudah
.. sayaaang .. nikmati sajaa .. enak kok “ rayuku semakin termakan
nafsu untuk menggumuli Farah Quinn yang badannya sangat proposional
dengan ukuran tubuhnya yang seksi habis. Akibat rangsanganku itu Farah
Quinn semakin tak karuan berontak, aku terus membekapnya, tangannya
mencakar cakar, aku langsung membekuknya tanpa ampun.
“Aampuuun
.. tolong .. jangan perkosaaa gue .. “ Farah Quinn memelas minta ampun
ketika aku sudah membawanya ke kamar atas. Aku pengin menggarap Farah
Quinn duluan, wanita ini selalu membuat libidoku mengamuk, bayangan
tubuhnya yang telanjang selalu menari nari dalam otakku. Kurobek
bajunya.
“Breeeeeeeeeeeeeeeet “
Farah
Quinn langsung menutupi tubuhnya, badannya semakin tidak kuat melawanku
ketika aku menindihnya dengan paksa di ranjang yang empuk itu.
“Toolooong “ teriak Farah Quinn, namun ternyata kamar itu kedap suara, kuserbu bibirnya yang seksi itu, Farah Quinn tetap saja menolak dan berontak, sehingga aku terus semakin menyerbunya, tangan Farah Quinn kembali memukul mukul punggungku, kucekal tangannya dan aku kembali menarik roknya sampai sobek, perlawanan itu semakin melemah, mengalah dengan diam.
“Breeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet “
“Apa
maumu ?” bentak Farah Quinn yang kini sudah pasrah, tak ada rona
kesedihan sama sekali namun masih ada rasa marah yang pelan pelan rasa
marah itu menurun. Aku langsung membuka celana panjangku, kutarik celana
dalamku sehingga batangku yang ngaceng itu sama membuat Farah Quinn
ketakutan luar biasa, menutup mulutnya lalu mundur ke pojokan ranjang
bersender pada dinding.
“Ya Tuhaaaaaaaaaaan “ keluh Farah Quinn dengan memandang ke batangku itu.
“Jangan
Haan .. Burhaan jangaaaan .. pleasee .. jangan lakukaan .. aku sudah
punya suami .. tolong Han .. toolong deeh “ Farah Quinn kembali
memelas,
kurasakan
suara yang keluar dari bibir Farah Quinn itu tidak tulus karena matanya
masih memandang ke batangku dengan mencuri curi. Aku kembali mendekati
Farah Quinn yang meringkuk itu, celana dalamnya berada di lututnya,
vaginanya terlihat lengkap dengan jembutnya.
“Kau
benar benar membuatku lupa daratan Faraaah .. kesintalan tubuhmu yang
membuatku tak tahaan .. “ rayuku semakin menggila dengan menarik dan
menyobek sisa bajunya itu, kini Farah Quinn hanya berbra dan roknya juga
sudah sobek.
“Benar benar keterlaluan kau Haaan .. “ ucap Farah Quinn dengan menggeleng geleng.
Matanya
kini menatap batangku yang besar itu, Farah Quinn sampai bergetar di
bibirnya, pastilah berpikir bagaimana batangku bisa masuk ke vaginanya
yang sempit itu. Aku langsung menariknya dan kusumpal bibirnya dengan
bibirku, kuajak untuk saling memagut, tak ada balasan sama sekali,
sehingga tanganku langsung mengelus elus vaginanya, kupermainkan jari
jariku mengggelitik belahan vaginanya itu. Rambutnya yang tergerai itu
aku singkirkan dengan tangan kiriku.
Pemberontakan
kini sudah usai, tidak ada perlawanan, hanya bersikap pasif. Aku
kemudian dengan nekad menjauhi Farah Quinn, kubuang celana panjang dan
celana dalamku, kemudian kaosku. Farah Quinn tetap saja diam dengan
memandang ke langit, bibirnya tergigit dengan kuatnya menahan antara
keinginan dan penolakan, hati dan pikirannya seakan bingung memilih
antara pilihan sulit. Besarnya penisku dan rangsanganku membuat Farah
Quinn menjadi bingung. Kutarik celana dalamnya itu sampai lepas, namun
pahanya merapat menyembunyikan segitiga emasnya itu, kutarik sisa rok
itu, aku kemudian menindih kembali dan membuka kaitan branya, kulepas.
“Luar
biasa buah dadamu, Faraaaaaah .. impian banyak lelaki “ kataku sambil
meremas besaran buah dadanya itu. Punting buah dadanya yang tidak besar
itu, Farah Quinn tetap saja diam namun kemudian mulai mendesis.
“Haaan
.. jangan deeh .. jangaaan ..sssshhh sssssshhh .. hhh aaaaaah ..
pleasee .. pleasee “ desah Farah Quinn dengan suara yang mulai tak
karuan.
Tindihanku
yang mengunci tubuhnya itu membuat Farah Quinn semakin pasrah. Aku
langsung bangun dan menarik tangan Farah Quinn sehingga duduk di
depanku. Farah Quinn sampai melotot, tangannya menutupi buah dadanya
yang .
“Haaaaaaaan
.. tolong donk .. jangan aaaaaaaah aaaaaaaaauuh .. aaaaaaaaah … duuuuh “
erang Farah Quinn ketika aku semakin nakal meremas buah dadanya,
kupeluk
dan kuajak untuk saling memagut, tetap tidak ada sahutan pagutanku itu,
kurangsang dengan mengelus elus pahanya, rupanya Farah Quinn masih ragu
ragu untuk menanggapi rangsanganku. Kembali aku memeluknya, kupegang
kepalanya dan kupandang matanya, matanya langsung menunduk ke bawah,
justru tundukan kepala itu terbentur batangku yang ngaceng di depannya,
sehingga kemudian kepalanya memaling ke samping, namun kutahan, sehingga
Farah Quinn akhirnya kembali menaikan kepalanya.
“Haaan … “ sapanya dengan lemah dan seperti memohon.
Kami
berdua sudah bertelanjang bulat, dua insan berlawanan jenis berhadapan,
tinggal bagaimana nafsu menjadi penjajah yang tanpa henti.
“Ayolah, sayaaang .. nikmati saja kontolku .. “
“Iiih “ sahut Farah Quinn dengan terkejut aku begitu sangat joroknya.
“Jangan kau ingkari hatimu .. kau pengin khan ? jangan bohong “ sudutku yang disambut dengan tatapan kosong Farah Quinn.
“Tunggu apalagi Faraaah .. jilatin donk kontolku ?” desakku lagi dengan menekan kepalanya ke bawah.
Farah
Quinn masih berontak dengan menahan kepalanya kemudian menggeleng
geleng namun kemudian matanya menatap ke penisku lagi. Kutarik tangannya
dan kuarahkan ke batangku, tangan itu menolak dengan kuat, namun
tanganku lebih kuat sehingga tangan Farah Quinn langsung berada di dekat
penisku, kutekan pergelangan tangannya itu, tangannya mengepal dengan
kuatnya.
“Buka tanganmu, Farah sayaaaang .. rasakan kehangatannya “ bisikku semakin menggila.
Tangannya
seakan akan tersihir membuka dengan ragu ragu, kuarahkan terus sehingga
tangan itu akhirnya memegang batangku yang tidak terjangkau diameter
jari jari tangannya.
“Ayoo kocok donk “ ajakku dengan nakal meremas buah dadanya.
“Aaaaaaaaaw
.. “ erang Farah Quinn merasakan remasan tanganku itu. Tangannya kini
memegang batangku kemudian aku menarik kepalanya dan kupagut dengan
pelan, anehnya tangan Farah Quinn memegang erat batangku, seolah tak mau
lepas, kupagut terus, pelan pelan bibir Farah Quinn membuka dan
membalas pagutanku, namun hanya dua kali, setelah itu diam kembali,
kurangsang lagi dengan mengelus elus vaginanya itu, vaginanya kini sudah
setengah basah. Sehingga aku langsung melumat habis, Farah Quinn
terkejut namun kemudian menanggapi lumatanku, nafasnya menjadi ngos
ngosan.
“Kau
benar benar kurang ajar Haaan .. aakuu jelas tak mau diperkosaaa .. jadi
lebih baik aku mengalah ..” kata Farah Quinn dengan memandang kembali
ke batangku yang terpegang erat di jari jarinya, namun kulihat dari
samping, Farah Quinn tersenyum kecil, senyum itu tertangkap oleh mataku,
menyadari bagian bibirnya aku pandang itu, Farah Quinn menjadi malu,
kutarik dagunya.
“Apa yang membuat kau tersenyum, Faraah sayaaang .. kupanggil Tante yaaa “
“Jangan Haaan .. anuu Haaan . itu tuuh ..“ sahut Farah Quinn dengan suara sedikit keras sambil meremas batangku lebih kuat.
“Aaaaaaaaaaaauh .. apanya ? kontolku yang gedhe ?” tanyaku dengan melenguh.
“Hhhhmmm .. iyaaa yaaaa yyaaa “ jawab Farah Quinn dengan terbata bata.
“Belum pernah merasakan kontol gedhe yaaa .. bukankah punya suamimu orang bule juga gede”
“Aaaaaaaaaaaah .. bukan gitu .. aaakuu cumaa maaa .. sukaa samaaa ne… nekaaadmuuu “ kata Farah Quinn dengan tak karuan.
“Haaaaan
..uuuuuuuuh .. pleaseeee .. enaaaaaak .. Oh .. Baaabyy .. “ lonjak
Farah Quinn merasakan jilatanku yang semakin menggila itu, tangan Farah
Quinn mencari cari tanganku.
“Remeees aaaaaaaaaaah .. reemes “ ajak Farah Quinn dengan mengarahkan tanganku untuk meremas buah dadanya.
Kuremas
buah dadanya itu membuat Farah Quinn menjadi menggeliat dengan menaikan
kepalanya, menggeleng geleng merasakan kenikmatan dioral dan
dipermainkan susunya, kuserong susunya itu sampai puntingnya berada di
depan mulut Farah Quinn, Farah Quinn pun langsung menyedot sendiri
puntingnya walau sangat kesulitan.
“Naaaaaaaakaaaaaaal
.. pleasee .. kaaamu nakaaaaal .. but .. I like it’s “ kata Farah Quinn
semakin suka dengan oralku yang nakal membuka lempitan daging di
vaginanya itu, lubang kemaluannya membesar seiring lidahku masuk dan
membukanya.
Lidahku
sampai menjulur masuk, lubangnya semakin memerah, kurasakan Farah Quinn
semakin menggeliat, kepalanya kembali rebah ke meja. Aku terus
menguntilin lubang vaginanya sampai membuat Farah Quinn kembali
menggeliat.
“Aaaaaaaaaaaaaw
.. sayaaaaaang .. Oh baby .. teruuus Haaan … yaaaaaaa .. enaaaaak ..
nikmaaat .. uuuh … sayaaang .. memek guee .. oooh kaaau apakan memek gue
sayaaaang “ erang Farah Quinn dengan bertanya, kepalanya naik kembali,
tangannya memegang kepalaku, kuangkat kepalaku, Farah Quinn tersenyum
dengan mesra.
“Jangan
lama lama Haaan .. aaakuu pengin merasakan sodokin kontolmuu .. pleasee
.. dikit lagi yaa .. mainin klitoriskuuu .. yaaaaaaaa “ tajuk Farah
Quinn semakin suka dengan permainan seks ini.
Aku
kembali mempermainkan daging kecil di vagina Farah Quinn, Farah Quinn
langsung menggeliat dengan menekan ke meja sangat kuat, kepalanya
mendongak ke atas merasakan sensasi ketika klitorisnya aku jilati dan
kusedot dalam mulutku.
“Aaaaaaaah
Haaaaan aaaaaaaaaaauuh uuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Farah Quinn dengan
nafas ngos ngosan itu, permainan seks yang semakin panas di meja dapur
yang biasa Farah Quinn membuat resep masakan, kini meja ini menjadi
saksi bisu keliaran Farah Quinn dalam urusan birahi. Nafas Farah Quinn
semakin tak karuan, dadanya naik turun dengan ngos ngosan, buah dadanya
masik kupermainkan dengan tanganku. Aku kemudian menaikan kepalaku dan
menarik kedua kaki Farah Quinn agar bisa pas dalam posisiku menekan.
“Aaayoo
Han .. segera masukin donk .. gue sudah nggak tahaaan nich .. pleasee
.. “ rajuk Farah Quinn dengan dan duduk, melebar pahanya, menarik
pundaku untuk maju.
“Pegang
kontolmuu kuaaaat, punyamu lebih besar dari pada punya Quinn .. ayoo
tunggu apalagi .. pleasee .. katanya mau entotin gue .. gimana nich .. “
rajuk Farah Quinn semakin edan.
Awalnya
menolak kini malah semakin bernafsu ingin aku menggenjotnya. disibakan
rambutnya agar tidak ke depan, kubantu merapikan rambut panjang Farah
Quinn.
“Sabaaar
sayaaaaang .. Faraah jangan nafsu gitu aaah .. bisa cepaat orgasme “
kataku untuk mengetes seberapa sabarnya wanita ini yang terkenal dengan
gaya mesumnya ketika membawakan acara masak memasak, setiap kali
berhasil memasak, piringnya pasti didekatkan ke dadanya, seolah olah
lebih memamerkan buah dada dari pada masakannya sendiri. Kini wanita ini
mengerang erang dalam buaian birahi yang kuawali dengan paksaan, aku
sudah yakin sejak awal Farah Quinn pasti akan menolak, namun ketika
sudah terbuai akan melupakan segalanya, anak, suami, pekerjaan dan
sebagainya, yang ada hanyalah melampiaskan nafsunya yang ternyata gedhe
juga, sebanding dengan ukuran buah dadanya yang besar untuk ukuran cewek
Indonesia.
Kutekan
batangku ke vaginanya yang membengkak itu, Farah Quinn melihat dengan
seksama, batangku pelan pelan menerobos, sangat kesulitan sekali, namun
tangan Farah Quinn kemudian gantian memegang batangku.
“Kaaamuu
pleasee .. tekaan aajaa .. biaaar gue yang megangin .. uuuuuuuh ..
pelaaan sayaaaang .. saaa ..saaa kiit kaaaloo maksaaaa .. pelaaan
taaapii kuaaat Ooh .. yaa .. Yeesss .. yeess .. teruuus pleasee .. tarik
.. dorong .. yaaa .. “ erang Farah Quinn semakin suka denganku, tawanya
kini selalu meluncur tanpa beban, Farah Quinn semakin menikmati
permainan seks yang akan lebih heboh jika lanjutan cerita ini, ketika
memasak aku menyodokinya dengan doggy style. Di tangan Farah Quinn
terpegang alat alat dapur. Ketika sedang menggoreng itu, memeknya aku
sodokin dari belakang.
“Haaaaaan
.. iyaaaaaaaaa .. teruuus .. masukin Uuuh .. punya kamu besaar Haaan ..
kamu bukaan bule tapi kontolmu gedheee “ pujiku Farah Quinn dengan
melepaskan batangku yang sudah masuk hampir separo,
perasan
di dinding vaginanya benar benar memeras batangku, kupalingkan wajahku
untuk memberikan pagutan mesra, batangku masih separo belum amblas, kami
berdua saling memagut dengan penuh kemesraan. Mataku kubuka, aku bahkan
sempat berhenti memagut karena pintu dapur itu terbuka sedikit,
kutangkap sepasang mata yang megintip kami sedang mengadu birahi,
kupastikan itu Donna Harun, karena rambutnya yang tergera itu justru
menjadi paling terlihat, matanya melotot tanpa berkedip melihat kami
mengumbar nafsu, tangannya memegang pintu dapur yang terlihat terbuka
semakin melebar. Aku kembali menikmati pagutan demi pagutan Farah Quinn,
sehingga Farah Quinn langsung menahan tanganku, untung Farah Quinn
tidak bisa melihat Donna Harun mengintip kami karena tepat membelakangi
dirinya walau agak menyamping.
Kupegang kepalanya dan kubisikan.
“Jangan palingkan wajahmuu .. Donna sedang mengintip kitaaa .. “ bisikku pelan membuat bola matanya membesar dan tersenyum.
Farah
Quinn hanya mengangguk saja tanpa berkata kata, hanya memberikan
pagutan mesra kembali. Habis memagut itu, Farah Quinn memegang pundakku
lagi.
“Tenggelamkan
kontolmu, sayaaang “ ajak Farah Quinn dengan suara dikeraskan untuk
memancing gairahku atau mungkin gairah Donna Harun yang semakin insten
mengintip kami. Apalagi ruangan dapur itu suasana agak temaram, hanya
lampu pijar di sebelah pojok.
Donna Harun sampai melotot mendengar Farah Quinn berkata sangat jorok.
“Hajar
memekku sayaaang .. Oh my God .. aaaaaaaaah uuuuuuuuh .. teruuus Haaan
.. enaak Haaan .. duuuh nggak nyeseel aaakuu enaaknyaaa .. “ ungkap
Farah Quinn dengan megap megap. Kusodokan batangku keras sampai membuat
Farah Quinn menjerit keras, kepalanya menggeleng geleng tak karuan,
rambutnya sampai berterbangan ke sana kemari.
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaan
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ jerit Farah Quinn dengan
keras sampai rebahan ke meja, tangannya mengapai bibir meja, batangku
sudah hampir mentok di bagian dalam vaginanya itu. Luar biasa ketatnya
vagina Farah Quinn ini, aku bisa muncrat nggak tahan akan kenakalan
dinding vaginanya yang seolah olah memarut batangku. Apalagi akibat oral
Farah Quinn yang buas tadi di kamar. Semoga cepat muncrat dan akan
kusetubuhi Donna Harun yang sudah semakin betah berlama lama mengintip
kami. Kutarik dan kutekan lagi sampai batangku mentok, jeritan kecil
keluar dari mulut Farah Quinn.
“Haaaaaaan ..ssssssssssshh .sssssssssshhh .. segera .. genjot yaaa .. “ ajak Farah Quinn semakin tidak tahan,
kuremas
buah dadanya, Donna Harun sampai menggeleng geleng, tak kusangka pintu
dapur agak semakin terbuka lebar karena tegangnya Donna Harun, namun aku
juga cuek saja, mataku tetap tertuju pada tubuh molek Farah Quinn di
meja dapur itu. Aku langsung menggenjot vagina Farah Quinn dengan pelan
pelan, luar biasa enaknya vagina chef molek ini.
“Yaaa
.. enaaak Haaan uuuh aaaaaaauh .. teruus Haaan .. teruus .. remeees
susuku .. pleasee “ ajak Farah Quinn dengan menarik tanganku, batangku
pelan pelan keluar masuk vaginanya, kugenjot dengan pelan pelan sampai
membuat Farah Quinn ketagihan, matanya merem melek keenakan, desisan dan
erangan serta lenguhannya semakin santer, apalagi kini Donna Harun
semakin kelihatan bagian tangannya sedang mengusap usap vaginanya itu,
gerakan tangan yang mengusap itu sangat mencolok Kugenjot dengan pelan
pelan membuat Farah Quinn semakin menggeliat bak cacing kepanasan.
“Uuuuuuuuh
aaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaah uuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaah sssssssssshh
ssssssshhh “ desah dan desis Farah Quinn semakin menggila di malam yang
penuh kenikmatan itu, batangku semakin lancar mencoblos vagina Farah
Quinn.
“Cepetaan dikit, sayaaaaang “ ajak Farah Quinn dengan membuka matanya, kugenjot dengan lebih cepat.
“Yeeesssssssss
.. Yeesssssssss .. enaaaknyaaaaaaaaa “ sahut Farah Quinn dengan merem
kembali, tubuhnya ikut tergoncang akibat sodokanku itu.
“Sssssssssshhh
sssssshh .. Faraaah .. aaah enaak bangeet memekmuuu “ sahutku dengan
terus menggenjot Farah Quinn semakin cepat, sudah sepuluh menit aku
menggenjot Farah Quinn dengan pelan dan kadang cepat.
“Sayaaang
teruus .. nggak taaahaan aaayoo sayaaaang .. teruus aaaaaaaaaaah
.aaaauh huuh ..sssshh “ lenguh Farah Quinn dengan memegang bibir meja
dengan kuatnya karena sodokanku yang semakin menggila, kedua kaki Farah
Quinn merapat ke pinggangku walau tidak menjepit, luar biasa enaknya.
“Iyaa Faaar .. aakuu juga nggak taahaan .. keluarin di manaaa ?” tanyaku dengan terus menggenjotnya itu.
“Di
dalam sayaaang . di dalam .. “ sahut Farah Quinn dengan memandangku dan
kemudian menutup matanya terpejam merasakan genjotan demi genjotan,
Donna Harun sampai melotot mendengar gilanya Farah Quinn itu yang pengin
disembur dengan sperma, kepalanya sampai menggeleng geleng. Aku semakin
cepat menggenjotnya sampai Farah Quinn meraung raung tak karuan,
tangannya kini semakin kuat berpegangan di bibir meja, kugenjot terus
dengan sangat cepat
“Haaaaaaaaaaan
.. aaaaaaaaaaaaaah ..aaaah uuuh .. nggaak kuaaaaaaaaaat “ teriak Farah
Quinn dengan keras, vaginanya menyempit dengan cepat dan kepalanya naik
merasakan genjotan yang menyodok nyodok itu. Kuhujamkan dalam dalam
membuat Donna Harun sampai menutup mulutnya ketika melihat aku begitu
bernafsu menggnjot Farah Quinn. Jepitan vaginanya semakin menyempit,
dengan melolong Farah Quinn mendapatkan orgasme yang pertama dan malah
berbarengan denganku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuu”
erang Farah Quinn dengan menegang kaku kemudian berkelonjotan, aku pun
membenamkan dalam dalam batangku untuk menyemburkan isi maniku.
“Craaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat"
Aggghhh.... nikmat.
No comments:
Post a Comment